Komentar
INVESTIGASINEWS.CO
BORONG – Mantan aktivis Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ende, Feribertus, mempertanyakan kiprah para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Manggarai Timur yang hingga kini dinilai masih "tenggelam dalam diam".
“Rakyat ingin tahu, di mana suara wakil-wakil mereka yang lain? Mengapa hanya beberapa yang benar-benar terlihat membela kepentingan rakyat?” ungkap Feribertus saat diwawancarai di Borong, Jumat (20/6/2025).
Menurutnya, di tengah banyaknya persoalan publik seperti jalan rusak, kelangkaan pupuk, sekolah yang roboh, hingga buruknya pelayanan kesehatan, sebagian besar anggota DPRD justru tidak terdengar suaranya. Mereka dinilai pasif, tidak hadir dalam pengawasan maupun penegasan sikap terhadap kebijakan yang dianggap keliru.
“Padahal mereka semua dipilih dalam proses demokrasi yang sama. Rakyat mengantre berjam-jam di TPS bukan untuk memilih orang yang diam, tapi untuk menitipkan harapan perubahan,” tegas Feribertus.
Sementara itu, ia menyoroti sejumlah nama yang dianggap telah menjalankan fungsi pengawasan dengan baik dan vokal menyuarakan aspirasi masyarakat. Di antaranya Elvis Jahama, Rikardus Persley, Yorit Poni, dan Nurkholis.
“Mereka berani menyuarakan keresahan rakyat lewat media sosial, bahkan lewat video satu-dua menit yang kadang penuh amarah, namun menunjukkan keberpihakan,” kata Feribertus.
Namun, ia menegaskan bahwa ini bukan soal siapa yang populer, tetapi soal siapa yang benar-benar hadir untuk rakyat.
“Jika kursi itu diduduki tanpa suara, untuk apa rakyat memilih?” tandasnya.
Feribertus pun mengingatkan bahwa menjadi wakil rakyat bukan sekadar soal jas, gaji, dan daftar hadir sidang, melainkan soal tanggung jawab moral dan keberanian memperjuangkan kepentingan publik.
“Rakyat Manggarai Timur kini semakin sadar, bahwa wakil sejati bukan yang hanya hadir di rapat, tapi yang bersuara untuk rakyat,” pungkasnya.***fr
