INVESTIGASINEWS.CO
MANADO - Adanya oknum wartawan yang diduga membackup pihak SPBU, dinilai hanya memandang keuntungan pribadi saja, tidak berfikir dampak kerugian negara dan masyarakat.
Citra media dan profesi wartawan yang benar menjalankan tugas profesi menjadi sosial kontrol akan tercemar dengan adanya wartawan amplop, menulis berita karena pesanan dan imbalan uang saja, wartawan amplop tersebut mudah dimanfaatkan oleh orang untuk diadu domba sesama profesi dalam perang media.
Sedangkan persoalan yang marak terjadi terkait pengisian BBM Solar bersubsidi di berbagai SPBU tidak pernah disoroti dan ditulis dalam berita di medianya.
Sedangkan didalam Kode Etik Jurnalistik Pasal 6, menegaskan larangan bagi wartawan untuk menerima segala pemberian dari narasumber yang dapat mempengaruhi independensinya. Sebab pemberian tersebut yang umumnya dalam bentuk “amplop” dapat mematikan fungsi kontrol pers yang seharusnya fungsi utama pers adalah mencerdaskan masyarakat dan mengontrol kekuasaan.
Hal itu disampaikan oleh ketua LSM LAKRI, Jaino kepada media ini, Jumat 19/01/2024.
"Bila Wartawan Amplop alias Wartawan Bodrex ini tetap dibiarkan ada dan bebas bergerak sesuka dirinya, nantinya akan menjadi bagian dari Sisi Gelap Jurnalistik. The Dark Side of Journalism awalnya merujuk pada praktik jurnalisme partisan, jurnalisme propaganda, jurnalisme iklan/promosi, namun juga merujuk pada penyalahgunaan profesi wartawan nantinya. Kita akan mengulas Oknum wartawan yang membantu dan membackup Pembeli BBM Solar bersubsidi", ungkap ketua LSM LAKRI, Jaino.
Ia juga mengatakan bahwa Solar bersubsidi dijual dgn harga bervariasi lebih dari harga ketentuan pertamina.
"Hal itu terjadi di bulan Januari 2024 Tim investigasi dari sejumlah wartawan dan Lembaga saat menyoroti Pengisian BBM solar bersubsidi dengan mobil truk, bus terlihat bolak balik pengisian BBM bersubsidi di SPBU Pertamina 74.951.08 Sario", sambungnya.
"Oknum wartawan tersebut yang datang secara tiba-tiba, membuat Tim investigasi saling bertanya-tanya, kenapa mereka yang mengatur kalau ada wartawan atau LSM yang datang di SPBU. Apakah mereka itu sengaja dipanggil pihak SPBU untuk membackup? Tanya beberapa teman, sehingga hal ini menjadi diskusi Tim investigasi kami", ujarnya lagi.
Ia juga mengaku, karena tujuan Tim investigasi LSM LAKRI tidak mau menjadi pengemis, persoalan tersebut harus diselesaikan dengan duduk bersama, melibatkan semua pihak yang berwenang, agar penyaluran BBM solar bersubsidi tersebut benar tepat sasaran kepada masyarakat yang berhak.
"Sebenarnya kita tidak mau bersenggolan dengan sesama media dan seprofesi karena untuk menjaga Marwah profesi bersama", tutup ketua LSM LAKRI, Jaino.
Terkait hal ini, media telah mencoba menghubungi Manager SPBU 74.951.08 Sario guna kepentingan konfirmasi. Namun, hingga berita ini diterbitkan masih belum ada jawaban resmi yang diberikan.***David