INVESTIGASINEWS.CO
LANGKAT - Ketua KONI Kabupaten Langkat, H. T. Paris mengaku heran sengan fenomena yang terjadi. Dari dulu, katanya, dana pembinaan olahraga Langkat memang kecil, dan hasilnya prestasi yang diraih cuma 'cukup untuk makan' saja..Artinya, sekedarnya saja.
Kabupaten Langkat pun hanya mampu bertengger di peringkat 25 atau 26 dari 33 Kabupaten/ Kota se Sumatera Utara.
Hal itu dikatakan oleh Ketua KONI Kabupaten Langkat, H. T. Paris, kepada media ini, Rabu 15/09/2021.
"Jelas tidak ada kebanggaan di situ.
Tapi, tidak ada yang ribut dan protes. Ya, itu karena kegagalan dianggap sebagai hal yang biasa-biasa saja", ujarnya.
Seperti diketahui, di era kepemimpinan H. T. Paris sebagai Ketua KONI, prestasi justru meroket. Padahal, dana pembinaan masih tetap sama.
"Tapi anehnya, kok banyak yang ribut ? Kok banyak yang protes. Padahal prestasi yang dicapai jauh lebih meroket, jauh lebih mentereng dan membanggakan. Yah, itulah hidup. Yang jelas, aku terus saja bekerja sesuai dengan amanah dan kepercayaan yang diberikan. Setiap dana yang digunakan saya dipertanggung jawabkan, karena dana yang digunakan adalah dana APBD, bukan dari dana pribadi. Terus, setiap prestasi yang diraih ya dilaporkan. Jadi, tidak adalah yang dilewatkan supaya Bupati dan Wakil Bupati tahu, supaya DPRD Langkat tahu dan supaya para pengurus KONI Langkat juga tahu bahwa apa yang dikerjakan itu tidak main-main", ujar H. T. Paris seusai membawa 3 atlit PON Sumut asal Langkat bertemu (audensi) dengan Wakil Bupati Langkat, Rabu (15/9).
10 Atlit Tambah 1 Official. Dalam laporannya, H. T. Paris melaporkan bahwa untuk PON 2021, sebenarnya ada 10 orang atlit Langkat yang akan ikut bertanding untuk memperkuat kontingen Sumatera Utara.
1 dari cabor muay thai, 3 sepakbola, 1 bola volley, dan 2 pentaque dan 3 gateball.
"Namun, untuk sepakbola, 1 atlit kita mengundurkan diri karena ingin ikut test TNI AU, lalu 1 lagi ditarik ke PSMS. Jadi, hanya tinggal 1 yang tersisa," tetangnya.
Paris juga menjelaskan, terkait cabor pentaque dan gateball tiba-tiba saja dicoret oleh PB. PON Papua 2021, sehingga pupuslah harapan para atlit dari ke-2 cabor itu untuk tampil di PON.
"Jadi, yang tersisa hanya 3 orang saja, ditambah 1 orang official (tim manager), yaitu Martin Ginting dari cabor angkat besi", tutupnya.***Subur Syahputra