Tanjak, Ikat Kepala Khas Orang Melayu, Simbol Kewibawaan Orang Melayu. Syamsuar Terapkan Pemakaian Tanjak Pada ASN

InvesBoleh diganti atau hapus

InvesBoleh diganti atau hapus

HU-KRIM


Tanjak, Ikat Kepala Khas Orang Melayu, Simbol Kewibawaan Orang Melayu. Syamsuar Terapkan Pemakaian Tanjak Pada ASN

Sabtu, 04 Februari 2017

INVESTIGASINEWS.CO
SIAK. Tanjak akhir-akhir ini menjadi tren baru di kabupaten Siak, setiap hari pengrajin tanjak lokal di pasar seni Kesturi dibuat kerepotan dengan ramainya pesanan yang datang. Ikat kepala khas orang melayu itu menjadi populer setelah orang nomor satu Negeri Istana Bupati Syamsuar menerapkan kebijakan pemakaian tanjak di kalangan ASN.Tanjak dianggap lambang kewibawaan bagi masyarakat melayu. Semakin tinggi dan kompleks bentuknya, menunjukkan semakin tinggi pula status sosial si pemakainya.

Menurut Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Siak, Zulkifli ZA, tanjak biasa dipakai masyarakat melayu di seluruh lapisan strata sosial, baik di lingkungan kerajaan kalangan bangsawan maupun masyarakat awam. "Begitu meninggalkan rumah, orang melayu biasa mengenakan tanjak. Fungsinya sebagai penutup kepala dari gangguan udara maupun ranting, awalnya berbentuk ikat biasa. Namun, oleh orang melayu dahulu yang aktif di bidang gerak tangan muncul kreasi bentuk dengan nama tebing runtuh, belalai gajah, pial ayam, elang menyongsong angin dan lain sebagainya," kata Zulkifli, Jumat 03/02/2017.

Sayangnya kata pria yang lama bergelut dengan kesenian dan kebudayaan melayu Riau ini, beberapa nama ikat di zaman kerajaan tersebut bentuknya sudah sulit ditemukan. Bentuk-bentuk tanjak disebut juga dengan ikat, misalnya ikat sebelit. "Di lingkungan Kerajaan Siak dulu yang cukup populer diantaranya, ikat pial ayam yang biasa dipakai para panglima, dan ikat elang menyongsong angin yang biasa dipakai datuk lima puluh. Khusus datuk pesisir ciri khasnya ikat hangtuah," jelasnya.

Ikat elang menyongsong angin ini kata dia, melambangkan kebijaksanaan dan kecermatan elang memainkan gerak angin, sementara ikat hang tuah melambangkan ketegasan.

Sementara untuk warna sebut Zulkifli, tanjak adat biasanya berwarna hitam, dan untuk pengantin disesuaikan dengan pakaian. "Biasanya ikat pengantin itu ikat Hangtuah, namun sekarang banyak yang meniru ikat dendam yang sudah populer di Malaysia," kata dia.

Terkait kebijakan Bupati Siak yang menggagas pemakaian tanjak di lingkungan ASN, Zulkifli memberikan dukungan penuh. Sebab kata dia pada dasarnya pemakaian tanjak dan baju melayu akan memberikan kewibawaan dan dampak psikologis bagi pemakainya. Namun demikian, ia mengingatkan agar pemakaian tanjak di lingkungan ASN tersebut tetap disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan adat berlaku.

"Saya mendukung ide kabupaten Siak sebagai pioner menggalakkan kembali budaya bertanjak di provinsi Riau, sebab kita sudah punya Grand Design Kebudayaan Melayu. Namun demikian nantinya, untuk ASN saya sarankan agar jangan terlampau tinggi tanjaknya, supaya dapat dibedakan mana yang tanjak adat dengan pakaian harian. Ikatnya bisa ikat pial ayam atau elang menyongsong angin yang disederhanakan," sebutnya.

Sementara, Bupati Siak, Syamsuar mengatakan tanjak ini digalakkan untuk menghidupkan kembali identitas kebudayaan melayu di tengah masyarakat. Sebelumnya gerakan berbusana dan berbahasa melayu sudah diterapkan di kabupaten Siak. "Saya teringat dulu Tokoh Riau, Datuk Tenas Effendi pernah berpesan kepada saya. Beliau bilang pak Bupati jagelah Siak tu elok-elok. Sebab kalau habis Melayu di Siak, maka habislah Melayu di Riau,"ungkapnya.

Datuk Setia Amanah Kabupaten Siak itu juga mengatakan, gerakan bertanjak ini adalah salah satu cara untuk mempopulerkan kembali kebudayaan melayu.***ag


Most Popular

Video InvestigasiNews.co

https://www.youtube.com/@investigasinewsredaksi/featured

Video Terpopuler

https://www.youtube.com/@DwiPurwanto-kd4uf

Berita Terkini

Ketua DPRD Sambut Baik Kunjungan Silaturahmi PWI Rohul

Foto: Ketua DPRD Sambut Baik Kunjungan Silaturahmi PWI Rohul.  INVESTIGASINEWS.CO PASIRPENGARAIAN - Ketua Dewan Perwakilan Raky...