Foto: Bupati Tanam Pohon Emas pada Dies Natalis SDI Waikomo I
INVESTIGASINEWS.CO
LEMBATA - Bupati Lembata, Kanis Tuaq, didapuk sebagai tamu kehormatan pada perayaan Dies Natalis SD Inpres Waikomo I di Desa Waikomo, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Turut hadir dalam rombongan Pemerintah Daerah antara lain Wakil Ketua II DPRD Lembata Gwura Fransiskus, Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Lembata, mantan Wakil Bupati Lembata Anderas Nula Liliweri, Kepala Dinas Pendidikan Lembata Wenseslaus Ose, para kepala OPD, sejumlah alumni SD Inpres Waikomo I, tokoh adat, tokoh masyarakat, orang tua murid, serta masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Bupati Kanis Tuaq menyampaikan pesan agar seluruh pihak berperan aktif menjaga dan merawat sekolah supaya tetap berkualitas dan eksis.
“Kita semua harus berperan menjaga dan merawat sekolah ini agar tetap berkualitas dan eksis. Sekolah ini telah banyak melahirkan lulusan yang sukses — ada yang menjadi pendidik, pegawai, anggota TNI–Polri, biarawan, biarawati, dan juga pengusaha,” ujar Bupati Tuaq.
Ia juga menegaskan pentingnya mempertahankan mutu pendidikan agar SD Inpres Waikomo I semakin baik ke depannya.
“Persatuan dan kesatuan menjadi kunci kekompakan di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Pekerjaan berat akan terasa ringan jika dikerjakan bersama,” tegasnya.
Pada perayaan yang mengusung tema “Merajut Kebersamaan Meningkatkan Mutu Pendidikan Dasar”, Bupati Tuaq turut menanam pohon mangga varietas harum manis. Panitia menamakan pohon tersebut ‘Pohon Emas’ sebagai simbol peringatan 50 tahun berdirinya sekolah itu.
Usai menanam pohon emas, Bupati mengatakan bahwa penanaman pohon tidak boleh berhenti pada satu pohon saja.
“Penanaman pohon ini tidak boleh sebatas satu. Saya ingin agar pohon-pohon produktif di lingkungan sekolah terus ditambah. Investasi masa depan hanya ada pada nelayan, tani, dan ternak — yang sejalan dengan program unggulan pemerintah,” ujarnya.
Selain itu, Bupati juga mengimbau pihak sekolah agar melestarikan budaya lokal melalui kegiatan belajar praktik bertani.
“Sekolah perlu menyisihkan waktu untuk mengajarkan anak-anak bagaimana cara titi jagung yang baik dan benar, karena itu merupakan warisan leluhur kita. Jika tidak dipertahankan, maka budaya ini akan punah,” tegas mantan Kepala Dinas Pertanian itu.***tvb
(Tvb)