Foto: Antisipasi Banjir Musiman, Titi Rambe Aekmatio Butuh Perhatian Serius.
INVESTIGASINEWS.CO
Labuhanbatu – Untuk mengantisipasi banjir musiman di Titi Rambe, Lingkungan Aekmatio, Kelurahan Sirandorung, Kecamatan Rantau Utara, terlihat ada kegiatan pengerukan drainase atau parit di sekitar kawasan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu.
Informasi yang diperoleh InvestigasiNews di lapangan menyebutkan bahwa wilayah Titi Rambe, Lingkungan Aekmatio, dan Gang Selamat kerap dilanda banjir saat musim hujan. Air yang cukup besar sering kali masuk ke rumah warga dengan ketinggian mencapai 60 cm hingga sepinggang orang dewasa.
“Kalau sudah musim hujan, kita harus waspada. Air yang cukup deras dan besar itu tidak hanya lewat di pekarangan, bahkan masuk ke rumah dengan ketinggian 50 cm hingga sepinggang orang dewasa. Kalau di Jalan Aekmatio dan Titi Rambe, sama sekali sulit dilalui, harus ekstra hati-hati,” ujar seorang warga Aekmatio.
Berdasarkan kondisi itu, dilakukan pengerukan drainase karena diduga telah mengalami pendangkalan. Hal tersebut dibenarkan oleh Lurah Sirandorung, Rizal Rambe. Ia menjelaskan bahwa banjir di wilayahnya bersifat musiman. Saat musim hujan tiba, parit yang ada dinilai tidak mampu menampung debit air yang tinggi, sehingga meluap ke jalan dan rumah warga.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Labuhanbatu, Ir. Hendra Hutajulu. Kami pun melakukan kerja sama dengan menggunakan alat berat berupa ekskavator mini, serta membahas langkah-langkah ke depan agar banjir musiman ini tidak terus terjadi setiap tahun,” jelas Lurah.
Menurut Rizal, usulan penanganan banjir telah dimasukkan melalui Musrenbang Kelurahan. Selain itu, Kelurahan bersama kepala lingkungan (kepling) juga telah melakukan gotong royong untuk normalisasi aliran air pada parit. Namun, ia mengakui bahwa kondisi badan parit semakin menyempit akibat pertumbuhan penduduk.
Pantauan awak media InvestigasiNews di lokasi banjir serta hulu air parit Aek Kopur dan Johor menunjukkan bahwa walau saat ini musim kemarau, air tetap mengalir deras. Hal serupa juga terjadi pada aliran air dari kawasan Talaksimin.
Salah satu solusi jangka panjang yang diusulkan adalah pengalihan aliran air melalui pembukaan jalur menuju parit kebun milik PT Siringoringo. Dari parit PT Siringoringo, air kemudian dialirkan ke parit Sialang Poso dan akhirnya jatuh ke Sungai Bilah.
Namun, pembangunan saluran air berupa parit ini membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Pemerintah daerah diharapkan dapat menggandeng pihak perusahaan, seperti PT Siringoringo, dalam pelaksanaannya.
Semoga hal ini menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu.***kw
Penulis: Kaderwahyu
Editor: InvestigasiNews