INVESTIGASINEWS.CO
Siak. Rabu 17/11/21. Saat ini pandemi Covid-19 sangat berdampak pada sistem pendidikan di dunia maupun di Indonesia. Karena covid 19 sudah menyeluruh di Indonesia, maka telah mengubah sistem pendidikan yang dimana proses pembelajaran biasanya dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka berubah menjadi pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran daring atau online adalah sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet.
Namun, hal ini menjadi tantangan besar bagi seorang guru, dikarenakan dalam kondisi seperti ini guru pun dituntut untuk bisa mengelola, mendesain media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk mencegah atau mengantisipasi kebosanan siswa dalam pembelajaran model daring ini
Kasus ini telah merubah tatanan pendidikan di seluruh negara, termasuk Indonesia. Secara tanggap pemerintah telah mengambil sikap bahwa pendidikan harus diterapkan pembelajaran daring untuk mengurangi penambahan kasus COVID-19.
Dampak dari kebijakan tersebut terhadap pendidikan antara lain berpengaruh pada kurang maksimalnya pelaksanaan pembelajaran tematik.
Hartati, S.Pd yang bekerja di SDN 10 Minas Timur berpendapat dan mengatakan bahwa implementasi pembelajaran tematik Masa Pandemi COVID-19 telah merubah tatanan pendidikan Indonesia. Secara tanggap pemerintah telah mengambil sikap bahwa pembelajaran yang semestinya dilaksanakan di sekolah harus dilaksanakan secara daring dari rumah untuk mengurangi penambahan kasus COVID-19.
Dampak dari kebijakan tersebut antara lain berpengaruh pada kurang maksimalnya pelaksanaan pembelajaran tematik.
“Sebenarnya bukan jadwal pelajaran yg dibatasi tetapi jam pelajaran yang dibatasi, apalagi ketika PTM terbatas sekarang”
“Jam pelajaran siswa sangat dibatasi, dan siswa pun dibagi dua, sehingga ketika siswa kelompok 1 masuk, siswa kelompok 2 belajar secara daring di rumah. Begitupun sebaliknya.”
Saat pembelajaran dibatasi tentu penyampaian materi juga terbatas, sehingga diharapkan peran dari orang tua atau wali untuk membimbing anak kita di rumah dan diharapkan siswa tetap bisa mengikuti pembelajaran dengan baik
Hambatan dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini pun dirasakan oleh Hartati S.Pd, yang pertama, bahan ajar yang tersedia masih menggunakan pendekatan mata pelajaran sehingga menyulitkan guru memadukan materi sesuai tema; dan yang kedua, bahan ajar tematik masih bersifat nasional sehingga beberapa materi kurang sesuai dengan kondisi lingkungan belajar siswa; dan yang ketiga, model team teaching sesuai untuk kondisi sekolah yang menerapkan sistem guru bidang studi.
Namun model ini memerlukan koordinasi dan komitmen yang tinggi pada masing-masing guru yang dirasakan oleh Hartati S.Pd
“Anak anak di rumah dan diharapkan siswa tetap bisa mengikuti pembelajaran dengan b4.”
Ada beberapa faktor yang juga menjadi hambatan guru dalam pelaksanaan mengajar menurut Hartati S.Pd yang pertama, bahan ajar tematik harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan belajar siswa; Kedua, guru membuat rangkuman atau kesimpulan bersama-sama dengan siswa dilakukan setiap hari di akhir pelajaran dan di akhir tema, dan yang ketiga, penggunaan jadwal tema lebih luas dalam penyampaian pembelajaran tematik, namun memerlukan perencanaan yang matang dalam hal bobot penyajian antar mata pelajaran.
Dimasa pandemi ini, tidak seluruh siswa bisa bersama sama belajar disekolah. Karena waktu untuk belajar disekolah sangat terbatas.
Jadi, pihak sekolah membuat dua sesi untuk siswa belajar tatap muka. Disaat sesi pertama sedang tatap muka disekolah, sesi kedua diharapkan belajar dirumah dengan diiringi pengawasan dari orang tua.
Sistem seperti ini dilakukan agar dapat mengurangi penyebaran covid-19.
Pada situasi saat ini, yang mengajar siswa untuk menyampaikan pembelajaran tidak hanya guru, melainkan orang tua siswa harus ikut serta untuk membimbing siswa waktu belajar dirumah.
Siswa yang sedang tatap muka di sekolah harus memenuhi prokres yang berlaku, supaya tetap aman dan tidak lupa selalu mengingatkan untuk mencuci tangan.
Saat berada di sekolah, siswa diharapkan tidak berkontak fisik dengan teman maupun guru dan dipastikan siswa tersebut.***
Penulis : Anggia Fiona, Anisa Nurulita, Hilal Abdi Nugroho, Melisa, dan Putri Rahmadia
Mahasiswa Program Studi PGSD Angkatan 2020
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau