Foto: Kemarahan Warga Rembong Elar Raya, Warga: "Safari Politik Paket Akur Dipenuhi Janji -Janji Manis".
INVESTIGASNEWS.CO
Manggarai Timur - Safari politik pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Timur, Tarsisius Syukur dari paket Akur, yang diadakan di Golo Lebo, Elar, pada Minggu, 20 Oktober 2024, mengundang perhatian masyarakat, tetapi juga menimbulkan kemarahan yang mendalam.
Warga Elar telah lama kecewa dengan janji-janji yang tidak ditepati terkait perbaikan infrastruktur, terutama kondisi jalan yang rusak parah dan tak kunjung diperbaiki sejak Pilkada sebelumnya. Masalah ini telah menjadi sumber kekecewaan bagi banyak warga, terutama mengingat harapan yang telah disematkan pada kandidat selama kampanye.
Ketidakhadiran Andreas Agas, calon Bupati dari paket Akur, dalam acara tersebut semakin memanaskan suasana. Banyak warga berseloroh bahwa Agas menghindari datang ke Elar karena kondisi jalan yang rusak, yang disamakan dengan "sawah becek."
Candaan ini mencerminkan kekecewaan warga terhadap janji politik yang belum terealisasi. Pada Pilkada sebelumnya, Agas bersama pasangannya, Yosep Tote, dan selama 10 tahun menjadi Wakil Bupati serta 5 tahun sebagai Bupati, juga gagal memenuhi janji mereka terkait pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut. Hal ini memperkuat pandangan masyarakat bahwa pasangan ini tidak serius dalam menanggapi isu-isu infrastruktur.
Di grup WhatsApp Peduli Manggarai Timur, seorang warga Golo Lebo yang hadir di acara safari tersebut berbagi pendapatnya bahwa kehadiran masyarakat lebih disebabkan oleh rasa hormat terhadap undangan, bukan karena keyakinan mereka terhadap janji-janji politik.
"Hati nurani masyarakat tidak bisa dibohongi. Kehadiran ini lebih sebagai penghormatan, tetapi keraguan tetap ada terhadap janji-janji politik yang belum terbukti," ungkap warga tersebut.
Tidak hanya masalah infrastruktur yang disorot, warga dari Desa Kaju Wangi juga mengeluhkan buruknya kondisi jalan yang bahkan menyulitkan tim Akur sendiri untuk mencapai lokasi acara. Hal ini menegaskan bahwa janji-janji perbaikan jalan, penyediaan air bersih, dan pembangunan fasilitas lainnya sering kali hanya menjadi retorika kampanye yang diulang-ulang setiap Pilkada, tanpa ada tindakan nyata setelah pemilihan usai.
Warga Elar merasa sering kali dijadikan alat politik oleh para calon yang hanya datang untuk mengumpulkan suara. Mereka merasa diabaikan setelah Pilkada selesai, dengan janji-janji politik yang tidak pernah terealisasi. Selain jalan yang rusak, masalah air bersih dan fasilitas pendidikan yang tidak memadai juga menjadi perhatian utama warga, yang belum ditanggapi secara serius oleh pemerintah. Mereka berharap Pilkada kali ini akan membawa perubahan nyata, bukan sekadar janji-janji manis yang berulang.
Kehadiran figur publik seperti Catrin Peto dalam acara safari politik ini memang menarik perhatian, tetapi warga tetap skeptis. Mereka mempertanyakan apakah kehadiran figur publik ini akan benar-benar membantu menyelesaikan masalah yang sudah lama mereka hadapi, atau hanya menjadi bagian dari strategi kampanye yang tidak menawarkan solusi nyata.
Meskipun acara tersebut dihadiri oleh banyak warga, mayoritas dari mereka hadir hanya untuk memenuhi undangan, bukan karena keyakinan terhadap pasangan calon Akur. Dengan kekecewaan yang semakin meningkat dan janji-janji yang belum ditepati, banyak warga mulai meragukan kemampuan pasangan ini untuk memperbaiki kondisi di Manggarai Timur. Jika tindakan nyata tidak segera diambil, kepercayaan warga terhadap pasangan Akur mungkin akan semakin terkikis, dan mereka dapat kehilangan dukungan dalam Pilkada mendatang.***f
Penulis: Feribertus