Komentar
INVESTIGASINEWS.CO
SIAK - Tim Pemetaan Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B) dari Dinas Pertanian dan dari Non Govermen Organizations (NGO) atau World Resources Institute (WRI) turun langsung ke lahan gambut milik masyarakat atau petani di Kampung Temusai, Kecamatan Bungaraya, Kabupaten Siak. Senin (17/07/2022).
Tim Pemetaan STDB yang diikuti oleh Lima Orang dari Dinas Pertanian, Satu orang dari Non Goverment Organizations (NGO)/ WRI (World Resources Institute, Dua orang dari BPP Bungaraya yaitu Korluh dan PPL Temusai dan Delapan Orang dari Aparat kampung dan ketua kelompok tani Kampung Temusai
Korluh Nasir melalui PPL Dinas Pertanian dan Holtikultural Kampung Temusai Riyanto mengatakan bahwa, Tim Pemetaan STDB ini menentukan standar kelayakan lahan gambut di Kampung Temusai.
"Tim dari STDB saat ini langsung melakukan pemetaan lahan gambut milik masyarakat di Kampung Temusai. Ini merupakan pertama kalinya dilakukan oleh STDB ke Daerah Siak kiri, kususnya di Kampung Temusai," jelas Riyanto, Senin (17/07/2022).
Lebih lanjut Riyanto mengharapkan, semoga dengan adanya pemetaan ini, masyarakat kususnya petani yang tergabung dalam kolompok tani Kampung Temusai diakui budidaya perkebunan kelapa sawitnya, selain itu tentunya, untuk meningkatkan nilai hasil kebun dan bisa memudahkan petani untuk proses pinjaman ke bank dengan adanya STDB yang sudah terverifikasi.
"Banyak sekali keuntungan bagi para petani yang kebunnya sudah dipetakan oleh Tim pemetaan STDB, karena untuk pengajuan RSPO ke PKS itu juga membutuhkan sertifikasi STDB, kalau sudah tersertifikasi tentu harga tanda sawit milik petani atau masyarakat bisa meningkat dan tentunya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat Kampung Temusai," ungkapnya.
Hal senada disampaikan Penghulu Kampung Temusai, Samsudin, disaat bersama Tim Pemetaan STDB dan didampingi aparat kampung serta PPL Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Siak, mengucapkan terimakasih kepada dinas terkait dan WRI yang bersusah payah bersama tim melakukan pemetakan lahan gambut milik masyarakat yang ditanami sawit maupun tanaman lainnya di kampungnya.
"Terimakasih kami ucapkan kepada dinas terkait dan Tim Pemetaan STDB yang saat ini langsung ke lapangan melakukan pemetaan lahan perkebunan milik masyarakat di Kampung Temusai. Semoga dengan pemetaan ini, masyarakat maupun petani kampung Temusai bisa terbantu untuk meningkatkan hasil kebunnya," harapnya.
Ketika ditanya,apa saja syarat untuk mengusulkan agar lahan masyarakat bisa di petakan oleh Tim Pemetaan STDB, Ia menjawab surat kepemilikan tanah dan KTP pemiliknya.
"Tentu untuk mengajukannya, perlu KTP dan surat tanah pemilik lahan, dan pihak tim nanti akan melakukan pemetaan dll. Yang jelas, bagi pemilik lahan gambut di Kampung Temusai agar dapat dengan segera menyerahkan legalitas lahannya dan KTP untuk segera dilakukan pemetaan, karena jatah Kampung Temusai saat ini 250 Nama atau KK," imbaunya.
Sementara itu, Muslih, Perwakilan dari WRI mengatakan bahwa, Surat Tanda Daftar Budidaya (STD-B) merupakan pendataan dan pendaftaran pekebun dengan luasan kurang dari 25 heter per nama oleh pemerintah untuk 137 komoditas perkebunan, termasuk sawit.
"Proses penerbitan didahului dengan pendataan, verifikasi dan validasi lapangan atas lahan milik pekebun yang mengajukan permohonan," jelasnya.
"STD-B juga menjadi bukti administrasi legal untuk mendorong peningkatan mutu kelapa sawit, karena mencantumkan posisi lahan petani, kualitas bibit sampai pada hasil panen. STD-B ini akan menjadi modal bagi petani dalam menjual hasil panen maupun mengembangkan usaha," pungkasnya.***(Sugianto)
